Mengubah isi kepala menjadi tulisan

Cari dah

Selasa, 10 Maret 2015

Awal Mula Liburan UAS

Assalamualaikum Wr, Wb.

Sabtu kemarin udah saatnya melepas penat. Sekolah memberikan waktu liburan yang cukup banyak kepada siswa dan siswinya. Kami bisa berlibur selama 8 hari dimulai dari tanggal 9 sampai dengan tanggal 16 Maret 2015.
Puas nggak? Iya, kami merasa ini sudah saatnya untuk sedikit bersantai dan menikmati nikmatnya hidup dan menjadi anak SMA yang bisa berkeliling dan berjalan-jalan saat liburan ini. Banyak diantara kami yang bisa pulang kampung atau bahkan liburan sekelasan di kota lain, kayak Balikpapan.
Sedikit flashback ya, dimana saat aku mengetahui hari dimana aku bisa berlibur selama 9 hari ini. Ceritanya dimulai saat aku akan memulai forum kelas di sekolah. Waktu itu, ada kawanku yang mengirim foto surat pemberitahuan kepada orang tua atau wali mengenai liburan ini. Otomatis aku sangat bahagia dan girang saat itu.
Banyak juga kawan-kawan lain yang mendapat surat yang sama seperti aku. Akhirnya ada seorang temanku yang bertanya kepada guruku mengenai kebenaran foto surat itu. Waktu itu, banyak guru yang belum mempercayai kabar itu. Jadi kami dapa amanah agar menyimpan aja info yang didapetin tadi.
Setelah sejam dari statement dari Pak Herwan, ada pembagian surat yang asli mengenai pemberitahua libur itu. Aku bahagia banget mendapat surat itu. Aku hanya bisa tersenyum saat menjelang LKTI di sekolah.
Aku baru memberi tahu kedua orang tuaku bahwa aku akan liburan pada Rabu malam, rencana awalnya adalah aku ingin liburan di kota Penajam. Tapi orang tuaku menyarankan aku agar lburan di Tanah Grogot tempat keluargaku tinggal.
Skip... Skip... Skip... Akhirnya men, hari Sabtu ini aku bisa memulai liburanku. Aku seneng. Mulai dari jam Sholat Dhuha aku sudah membayangkan asyiknya perjalanan liburanku kali ini. Pas jam pulang aku langsung lari ke asrama untu bersiap-siap.
Setelah selesai, aku menunggu travel yag akan mengantarkan aku menuju Balikpapan datang. Aku menunggu dengan perasaan deg-degan. Aku dan teman-teman bercerita, berkumul, dan bercandaan sambil menunggu travel kami datang.
Travel kami datang jam 2 kurang 20 menit. Kami langsung jalan menuju Balikpapan. Selama perjalanan, kami hanya diam dan tidur. Mungkin karena ngantu, jadinya sampai ada kawanku yang sampai ketiduran dibuatnya.
Aku juga nggak tahan buta tidur, akhirnya aku baringkan badanku dibelakang dan saling menendang dengan Mudi. Kejadian itu terus berlangsung sampai akhirnya kami mulai memasuki  jalan lurus datar yang akhirmya berhenti di rest area.
Rest area di sini sudah mulai dekat dengan Balikpapan, perjalanan ke sana tinggal setengah jam lagi dengan jarak  ±20 km lagi. Kami berstirahat selama kurang lebih 30 menit di Restoran Tahu Sumedang.
Kami menikmati apa yang telah tersedia di sana, aku membeli  Tahu Sumedang buat mengganjal perutku yang sudah mulai memberontak semenjak tadi siang. Aku merasa sangat amat lapar banget pas sampai di sana.
Aku membeli banyak tahu sumedang. Tahu yang lembut itu aku makan dengan nikmat di meja dalam restoran. Selagi aku makan buan ceweknya juga memesan makanan. Mungkin mereka sedang kelaparan,  jadi mereka juga ikut lapar.
Setelah menikmati makanan yang ada, aku langsung bergegas menuju Mushola buat sholat. Aku langsung wudhu di tempat yang telah disediakan di sana. Aku mulai sholat di saat banyak jamaah juga yang akan sholat di mushola kecil di sana.
Aku kembali menunggu teman-teman yang cewek menyelesaikan makanan sambil meminum air yang telah aku beli sambil bercengkrama dengan Roy, Dhika, dan Pln. Kami juga sedang menunggu Mubdi yang sedang buang air besar dan sholat.
Setelah semuanya siap, kami melanjutkan perjalanan menuju Balikpapan. Sepanjang jalan aku menikmati indahnya pemandangan di Samboja, alam yang masih cukup hijau dan hamparan sawah yang menyejukkan mata yang melihatnya.
Selama menuju Balikpapan, teman-teman yang ada di dalam mobil mulai kelelahan dan kekenyangan. Akhirnya mereka ada yang ketiduran di dalam mobil. Mereka tertidur sampai memasuki kawasan Balikpapan Utara.
Saat tiba di Jl. Soekarno Hatta Balikpapan, mobil mulai melambat karena jalanan yang mulai banyak dan akhirnya terdapat penumpukan kendaraan. Reyhan, Viva, dan Tania mulai bercerita tentang Balikpapan dan sekolahnya.
Hal yang tidak diduga terjadi saat mereka bercerita. Mubdi yang sedang tertidur nyenya tiba-tiba kebangun dan langsung muntah. Entah kenapa hal itu bisa terjadi, aku langsung menyediakan kantong kresek buat menampung muntahannya. Aku turut membantu membersihkan muntahannya.
Kami kemudian beristirahat kembali untuk menurunkan Viva dan mengistirahatkan Mubdi yang sedang tidak enak badan. Kami juga menunggu penjemput Viva nanti. Di dalam mobi tetap aja kami terus bercerita dan bercerita terus.
Sampai akhirnya kami melanjutkan perjalanan menuju Kampung Baru untuk menyeberang meuju Penajam. Saat tiba di Pelabuhan, kami membeli tiket untuk masuk ke atas spit. Kenapa spit yang kami pilih? Pertimbangannya hanya ada di waktu, jika kami memilih naik Klotok maka waktu untuk penyewaannya telah habis. Sementara jika menaiki kapal Feri, maka waktu yang akan diperlukan untuk menuju Penajam sangatlah lama.
Setelah selesai membeli tiket, kami menaiki Mini boat atap terbuka. Agak horror sih saat mulai menaiki spit tersebut. Karena posisi dudukku ada di depan dan waktu telah menunjukkan waktu Maghrib telah tiba.
Spit melaju dengan kencang dan cepat, melintas ombak tinggi yang telah menghadang. Sehingga orang yang ada dalam spit itu mulai teriak saat kapal kecil itu memecah ombak yang ada. Afdha yang ada dalam spit itu sudah mulai pucat dan beberapa kali mulai menjerit dalam spit itu. Teman-teman berusaha menenangkan Afdha yang sudah mulai panik. Selain Afdha, yang duduk di depan juga merasakan puncak dari hormon adrenalin yang mulai aktif.
Nggak perlu waktu lama, spit yang kami tumpangi udah sampai di Pelabuhan Penajam. Perjalanan yang kami lakukan ini ditempuh dalam waktu 7 menit saja. Fantastis, sungguh perjalanan yang memacu adrenalin!
Pas sudah di depan pintu keluar, aku dijemput oleh Mubdi dan keluarga. Aku menuju Grogot diantar oleh Mudi. Nantinya, aku akan diantar menuju rumah keluarga di sana. Kebetulan sekali rumah keluargaku dekat dengan rumahnya Mubdi.
Kami mulai perjalanan dari penajam menuju Grogot. Aku menikmati setiap pemandangan yang ada di sekitar jalan sambil dijelaskan oleh Mubdi dan ayahnya walaupun jalan yang akan dilintasi sudah mulai gelap dan kurang bisa melihat jelas pemandangan itu.
Jalan demi jalan sudah dilewati. Perjalanan masih asyik untuk dinikmati. Walaupun jalan-jalan yang sudah dilewati sudah rusak dan banyak yang berlubang. Itu menyebabkan perasaanku menjadi sedikit  tidak enak.
Beberapa kali dalam perjalanan ini, kami sempat berhenti untuk membeli minuman, makanan dan juga istirahat. Kami sempat berhenti di daerah Babuluh untuk membeli minum dan sedikit cemilan, lalu kami juga berhenti di terminal Kuaro untuk istirahat sebentar melepas lelah.
40 menit setelah istirahat di Kuaro, kami melanjutkan menuju Grogot. Kami tiba di Grogot jam 10.42 malam, saat melihat Telaga Ungu aku merasa takjub melihat kota ini dipenuhi oleh warna ungu. Ungu... ungu... ungu lagi... ungu lagi... hanya warna itu yang sering aku lihat di ibukota Kabupaten Paser ini.

Selanjutnya, aku diantar menuju rumah keluargaku di Jl. Griya Nusantara. Aku tiba di sana tepat pukul 11 malam. Aku pun masuk rumah dan memulai istirahat di sana.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar