Sabtu kemarin udah saatnya melepas penat. Sekolah memberikan
waktu liburan yang cukup banyak kepada siswa dan siswinya. Kami bisa berlibur
selama 8 hari dimulai dari tanggal 9 sampai dengan tanggal 16 Maret 2015.
Puas nggak? Iya, kami merasa ini sudah saatnya untuk sedikit
bersantai dan menikmati nikmatnya hidup dan menjadi anak SMA yang bisa
berkeliling dan berjalan-jalan saat liburan ini. Banyak diantara kami yang bisa
pulang kampung atau bahkan liburan sekelasan di kota lain, kayak Balikpapan.
Sedikit flashback ya, dimana saat aku mengetahui hari dimana
aku bisa berlibur selama 9 hari ini. Ceritanya dimulai saat aku akan memulai
forum kelas di sekolah. Waktu itu, ada kawanku yang mengirim foto surat
pemberitahuan kepada orang tua atau wali mengenai liburan ini. Otomatis aku
sangat bahagia dan girang saat itu.
Banyak juga kawan-kawan lain yang mendapat surat yang sama
seperti aku. Akhirnya ada seorang temanku yang bertanya kepada guruku mengenai
kebenaran foto surat itu. Waktu itu, banyak guru yang belum mempercayai kabar
itu. Jadi kami dapa amanah agar menyimpan aja info yang didapetin tadi.
Setelah sejam dari statement dari Pak Herwan, ada pembagian
surat yang asli mengenai pemberitahua libur itu. Aku bahagia banget mendapat
surat itu. Aku hanya bisa tersenyum saat menjelang LKTI di sekolah.
Aku baru memberi tahu kedua orang tuaku bahwa aku akan
liburan pada Rabu malam, rencana awalnya adalah aku ingin liburan di kota
Penajam. Tapi orang tuaku menyarankan aku agar lburan di Tanah Grogot tempat
keluargaku tinggal.
Skip... Skip... Skip... Akhirnya men, hari Sabtu ini aku
bisa memulai liburanku. Aku seneng. Mulai dari jam Sholat Dhuha aku sudah
membayangkan asyiknya perjalanan liburanku kali ini. Pas jam pulang aku
langsung lari ke asrama untu bersiap-siap.
Setelah selesai, aku menunggu travel yag akan mengantarkan
aku menuju Balikpapan datang. Aku menunggu dengan perasaan deg-degan. Aku dan
teman-teman bercerita, berkumul, dan bercandaan sambil menunggu travel kami
datang.
Travel kami datang jam 2 kurang 20 menit. Kami langsung
jalan menuju Balikpapan. Selama perjalanan, kami hanya diam dan tidur. Mungkin
karena ngantu, jadinya sampai ada kawanku yang sampai ketiduran dibuatnya.
Aku juga nggak tahan buta tidur, akhirnya aku baringkan
badanku dibelakang dan saling menendang dengan Mudi. Kejadian itu terus berlangsung
sampai akhirnya kami mulai memasuki jalan lurus datar yang akhirmya berhenti di
rest area.
Rest area di sini sudah mulai dekat dengan Balikpapan,
perjalanan ke sana tinggal setengah jam lagi dengan jarak ±20 km lagi. Kami berstirahat selama kurang
lebih 30 menit di Restoran Tahu Sumedang.
Kami menikmati apa yang telah tersedia di sana, aku
membeli Tahu Sumedang buat mengganjal
perutku yang sudah mulai memberontak semenjak tadi siang. Aku merasa sangat
amat lapar banget pas sampai di sana.
Aku membeli banyak tahu sumedang. Tahu yang lembut itu aku
makan dengan nikmat di meja dalam restoran. Selagi aku makan buan ceweknya juga
memesan makanan. Mungkin mereka sedang kelaparan, jadi mereka juga ikut lapar.
Setelah menikmati makanan yang ada, aku langsung bergegas
menuju Mushola buat sholat. Aku langsung wudhu di tempat yang telah disediakan
di sana. Aku mulai sholat di saat banyak jamaah juga yang akan sholat di
mushola kecil di sana.
Aku kembali menunggu teman-teman yang cewek menyelesaikan
makanan sambil meminum air yang telah aku beli sambil bercengkrama dengan Roy,
Dhika, dan Pln. Kami juga sedang menunggu Mubdi yang sedang buang air besar dan
sholat.
Setelah semuanya siap, kami melanjutkan perjalanan menuju
Balikpapan. Sepanjang jalan aku menikmati indahnya pemandangan di Samboja, alam
yang masih cukup hijau dan hamparan sawah yang menyejukkan mata yang
melihatnya.
Selama menuju Balikpapan, teman-teman yang ada di dalam
mobil mulai kelelahan dan kekenyangan. Akhirnya mereka ada yang ketiduran di
dalam mobil. Mereka tertidur sampai memasuki kawasan Balikpapan Utara.
Saat tiba di Jl. Soekarno Hatta Balikpapan, mobil mulai
melambat karena jalanan yang mulai banyak dan akhirnya terdapat penumpukan
kendaraan. Reyhan, Viva, dan Tania mulai bercerita tentang Balikpapan dan
sekolahnya.
Hal yang tidak diduga terjadi saat mereka bercerita. Mubdi
yang sedang tertidur nyenya tiba-tiba kebangun dan langsung muntah. Entah
kenapa hal itu bisa terjadi, aku langsung menyediakan kantong kresek buat
menampung muntahannya. Aku turut membantu membersihkan muntahannya.
Kami kemudian beristirahat kembali untuk menurunkan Viva dan
mengistirahatkan Mubdi yang sedang tidak enak badan. Kami juga menunggu
penjemput Viva nanti. Di dalam mobi tetap aja kami terus bercerita dan
bercerita terus.
Sampai akhirnya kami melanjutkan perjalanan menuju Kampung
Baru untuk menyeberang meuju Penajam. Saat tiba di Pelabuhan, kami membeli
tiket untuk masuk ke atas spit. Kenapa spit yang kami pilih? Pertimbangannya
hanya ada di waktu, jika kami memilih naik Klotok maka waktu untuk penyewaannya
telah habis. Sementara jika menaiki kapal Feri, maka waktu yang akan diperlukan
untuk menuju Penajam sangatlah lama.
Setelah selesai membeli tiket, kami menaiki Mini boat atap
terbuka. Agak horror sih saat mulai menaiki spit tersebut. Karena posisi
dudukku ada di depan dan waktu telah menunjukkan waktu Maghrib telah tiba.
Spit melaju dengan kencang dan cepat, melintas ombak tinggi
yang telah menghadang. Sehingga orang yang ada dalam spit itu mulai teriak saat
kapal kecil itu memecah ombak yang ada. Afdha yang ada dalam spit itu sudah
mulai pucat dan beberapa kali mulai menjerit dalam spit itu. Teman-teman
berusaha menenangkan Afdha yang sudah mulai panik. Selain Afdha, yang duduk di
depan juga merasakan puncak dari hormon adrenalin yang mulai aktif.
Nggak perlu waktu lama, spit yang kami tumpangi udah sampai
di Pelabuhan Penajam. Perjalanan yang kami lakukan ini ditempuh dalam waktu 7
menit saja. Fantastis, sungguh perjalanan yang memacu adrenalin!
Pas sudah di depan pintu keluar, aku dijemput oleh Mubdi dan
keluarga. Aku menuju Grogot diantar oleh Mudi. Nantinya, aku akan diantar
menuju rumah keluarga di sana. Kebetulan sekali rumah keluargaku dekat dengan
rumahnya Mubdi.
Kami mulai perjalanan dari penajam menuju Grogot. Aku
menikmati setiap pemandangan yang ada di sekitar jalan sambil dijelaskan oleh
Mubdi dan ayahnya walaupun jalan yang akan dilintasi sudah mulai gelap dan
kurang bisa melihat jelas pemandangan itu.
Jalan demi jalan sudah dilewati. Perjalanan masih asyik
untuk dinikmati. Walaupun jalan-jalan yang sudah dilewati sudah rusak dan
banyak yang berlubang. Itu menyebabkan perasaanku menjadi sedikit tidak enak.
Beberapa kali dalam perjalanan ini, kami sempat berhenti
untuk membeli minuman, makanan dan juga istirahat. Kami sempat berhenti di
daerah Babuluh untuk membeli minum dan sedikit cemilan, lalu kami juga berhenti
di terminal Kuaro untuk istirahat sebentar melepas lelah.
40 menit setelah istirahat di Kuaro, kami melanjutkan menuju
Grogot. Kami tiba di Grogot jam 10.42 malam, saat melihat Telaga Ungu aku
merasa takjub melihat kota ini dipenuhi oleh warna ungu. Ungu... ungu... ungu
lagi... ungu lagi... hanya warna itu yang sering aku lihat di ibukota Kabupaten
Paser ini.
Selanjutnya, aku diantar menuju rumah keluargaku di Jl.
Griya Nusantara. Aku tiba di sana tepat pukul 11 malam. Aku pun masuk rumah dan
memulai istirahat di sana.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar